Kemitraan Otentik Pendamping dalam Pemberdayaan Kelompok Perhutanan Sosial

Abstract

Pemberian izin perhutanan sosial kepada kelompok tani, tidak bisa secara instan bisa meningkatkan kehidupan pribadi dan masyarakatnya. Mereka memiliki permasalahan, yaitu adanya keterbatasan tidak saja aspek keahlian tetapi pengorganisasian untuk mengolah dan mendayagunakan hasil  hutan.  Salah satu model yang dikembangkan ialah dengan melakukan pemberdayaan dengan pendampingan kepada kelompok tani.  Artikel ini menjelaskan hasil penelitian tentang posisi dan peranan pendamping sosial dalam pemberdayaan kelompok tani kehutanan di desa Ibun. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus deskriptif. Pengumpulan data secara konvergen dilakukan dengan observasi, wawancara, dan menelaah dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pendamping telah melakukan proses pemberdayaan vertikal  tipe ideal dengan mengikuti tahapan yang konsisten dan peranan  horizontal yang simultan sebagai enabler, broker, educator, expert, social planner, advocat, activist yang mengindikasikan terjadinya kemitraan otentik.  Untuk peningkatan keluaran yang spesifik dan konkret, penelitian  evaluative yang akan datang perlu dilakukan  berlandaskan kerangka teoritik dan kerangka pemikiran empiris berdasarkan pengalaman.

Keywords
  • Pemberdayaan
  • Pendamping Sosial
  • Kemitraan
  • Komunitas Kehutanan
How to Cite
Sudarini, Tifani, N. C., & Syafitri, F. (2024). Kemitraan Otentik Pendamping dalam Pemberdayaan Kelompok Perhutanan Sosial. Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 21(2), 145–165. https://doi.org/10.36451/jisip.v21i2.348
References
  1. Adi, I. R. (2012). Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. . PT. Raja Grafindo Persada.
  2. Andari, S. (2020). Peran Pekerja Sosial dalam Pendampingan Sosial. Sosio Informa, 6(2). https://doi.org/10.33007/inf.v6i2.2200
  3. Apriliandra, S., Suwandi, A. A., & Darwis, R. S. (2022). PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS PEREMPUAN RAWAN SOSIAL DAN EKONOMI. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konlik, 4(1), 27–39.
  4. Effendi, I. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Desa. Yogyakarta: Suluh Media. Suluh media.
  5. Hendrawati Hamid. (2018). Manajemen Pemberdayaan Masyarakat. Makasar : De La Macca. De La Macca.
  6. Joseph, R. (2020). The theory of empowerment: A critical analysis with the theory evaluation scale. Journal of Human Behavior in the Social Environment, 30(2). https://doi.org/10.1080/10911359.2019.1660294
  7. Junaedi, J., Kadir, M., Thamrin, S., & Mu’minah, M. (2022). Pendampingan kelompok tani hutan dalam menunjang agroforestri kopi. Prosiding Seminar Nasional Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, 3. https://doi.org/10.51978/proppnp.v3i1.307
  8. Kloee Titu Eki, A., Ngadilah, C., & Eky, Y. E. (2024). Empowerment Poor Communities with the Strengths - Perspective in Empowerment Theory. Eduvest - Journal of Universal Studies, 4(2). https://doi.org/10.59188/eduvest.v4i2.1066
  9. Laverack, G. (2006). Improving health outcomes through community empowerment: A review of the literature. https://www.researchgate.net/publication/6988708
  10. Maryudi, A., Devkota, R. R., Schusser, C., Yufanyi, C., Salla, M., Aurenhammer, H., Rotchanaphatharawit, R., & Krott, M. (2012). Back to basics: Considerations in evaluating the outcomes of community forestry. In Forest Policy and Economics (Vol. 14, Issue 1, pp. 1–5). https://doi.org/10.1016/j.forpol.2011.07.017
  11. Mujaffar, A. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan. Forum Pemuda Aswaja.
  12. Mulyana, M., & Moeis, J. P. (2022). Dampak program perhutanan sosial terhadap pertumbuhan usaha dan deforestasi: bukti empiris dari Indonesia (Vol. 11, Issue 1).
  13. Perkins, D. D., & Zimmerman, M. A. (1995). Empowerment theory, research, and application. American Journal of Community Psychology, 23(5). https://doi.org/10.1007/BF02506982
  14. Pigg, K. E. (2002). Three Faces of Empowerment: Expanding the Theory of Empowerment in Community Development. Journal of the Community Development Society, 33(1), 107–123. https://doi.org/10.1080/15575330209490145
  15. Pokharel, B. K., Branney, P., Nurse, M., & Malla, Y. B. (2007). Community Forestry: Conserving Forests, Sustaining Livelihoods and Strengthening Democracy. In Journal of Forest and Livelihood (Vol. 6, Issue 2).
  16. Purwadi, Sasongko, P. E., & Hidayat, R. (2022). Pendampingan kelompok tani hutan Desa Panglungan dalam pembibitan porang (Amarphophallus onchophillus Prain). Jurnal Ilmiah Pangabdhi, 8(2).
  17. Roslinda, E., Rianti, R., & Ershinta, H. (2022). Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Program Perhutanan Sosial (Studi Kasus di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat). Jurnal Ilmu Kehutanan, 16(2). https://doi.org/10.22146/jik.v16i2.2540
  18. Rusadi, U. (2014). Makna dan Model Komunikasi Pembangunan. Jurnal Studi Komunikasi dan media, 18 : 1
  19. Suhaimi, A. (2016). Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta: Deepublish. Deepublish.
  20. Suharto, E. (2017). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama. Refika Aditama.
  21. Toha, M., Wihadanto, A., & Nurhasanah, N. (2023). Dampak perhutanan sosial terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dalam mendukung kelestarian hutan di kota
  22. Tarakan. ULIN: Jurnal Hutan Tropis, 7(2), 133. https://doi.org/10.32522/ujht.v7i2.10302
  23. Vasconcellos, M., & Vasconcellos, A. M. (n.d.). Partnership, empowerment and local development.
  24. Widodo, S. (2021). Metode dan Teknik Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Masalah Klien. Yogyakarta: Deepublish. Deepublish.